Pagi
hari ini saya begitu bersyukur telah mengambil keputusan yang begitu sulit rasa
nya. Yaitu antara tidur pagi atau mencoba merutinkan menulis di pagi hari.
Kenapa sulit? Karena tentu saja mata ini inginnya terpejam dan tubuh ini inginnya
berlindung di selimut pink tebal bulu panda.
Hmm..
Tanpa saya sadari ternyata setiap saat adalah keputusan. Kita setiap detik
dituntut untuk memutuskan segala sesuatu yang akan kita lakukan. Kenapa harus
ada keputusan, karena dalam hidup ini terlalu banyak pilihan. Contoh ketika
kita mau makan saja kita harus mengambil keputusan makan dengan apa?? Tak
jarang bukan orang rumahan seperti saya bingungnya minta ampun kalo ditanya mau
makan apa ntar malem?hehe. Sampai jalanan tukang dagang udah terlewati semua tetap
saja banyak pertimbangan. Belum lagi kalau cari makan nya cuman sendirian.
hehehe
Yaah
begitulah ketika saya mengetik tulisan ini pun saya selalu dihadapkan dengan berbagai
keputusan, kata apa yang akan saya pilih, tulisan dengan gaya bahasa apa yang
akan saya gunakan, alur seperti apa yang akan saya terapkan, dan masih banyak
lagi. Memang benar pepatah mengatakan
hidup adalah pilihan tapi bagi saya hidup adalah keputusan. Semuanya akan tetap
menjadi pilihan jika belum ada salah satu yang diputuskan. Dan sayangnya tidak
memilihpun itu adalah keputusan. Right??
***
Jika
hidup ini adalah rangkaian dari berbagai keputusan yang telah kita ambil.
Kenapa termasuk saya masih merasa hidup ini tidak seperti apa yang saya
harapkan? Masih banyak penggalan kenyataan yang sebenarnya tidak kita
inginkan. Lalu, setelah saya renungi ada
banyak keputusan yang saya pilih dalam hidup ini yang bukan dari hati. Banyak
keputusan yang saya ambil berdasarkan ekspektasi orang terhadap diri saya. Dan banyak
juga keputusaan yang saya ambil di hidup ini karena ingin dinilai oleh mahluk,
ingin ada kedudukan di mata manusia, atau lagi ngetrendnya keputusan yg saya
ambil, bahkan ingin ada pujian
disaanaa..
jelas sekarang kenapa beberapa pencapaian yang saya lakukan itu terasa hampa,
terasa kosong, walaupun pencapaian yang di dapat memukau. Karena disana tujuan
keputusan saya adalah penilaian manusia dalam versi saya. Sehingga jika belum
ada yang menilai apa yang saya lakukan menurut versi saya, saya merasa tidak
ada kepuasan dalam apa yang saya lakukan.
So,
i see.. mungkin banyak diantara kita yang masih terjebak dalam halaman
kehidupan ini. Hidup kita seolah bukan milik kita. Kita tidak menjadi peran
utama dalam kehidupan kita sendiri. Suudaah!! mulai sekarang rebut kembali
setir itu, jalankan apa yang ingin sebenarnya kita inginkan dalam hidup kita.
Rebut kembali peran utama itu!!!.
***
Tetapi
kita sering sekali didera kebingungan untuk mengambil keputusan. Dari
pengalaman, saya belajar bagaimana cara mengambil keputusan yang terbaik dalam
hidup ini. Yang pertama yang saya lakukan adalah membuat simple question kepada
diri sendiri, “apa sih sebenarnya yang kamu mau?”, lalu saya ungkapkan apa yang
saya iginkan itu dengan untaian tulisan, bukan di angan-angan saja, saya ikat,
saya olah, saya beri makna, saya beri rasa apa yang saya inginkan itu. Sehingga
kita benar-banar mengetahui apa sih yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup
ini. Bukan hanya menjalankan aktivitas dan rutinitas keseharian saja sambil
menunggu ajal, ketika malaikat maut sudah datang menjemput setidaknya kita tahu
apa yang kita inginkan, bukan ekspektasi orang terhadap kita. Setelah saya
tulis, saya amati, saya buat rincian perencanaan bagaimana keinginan itu bisa
terwujud.
Tapi
ada yang sangat penting di atas keinginan itu, yaitu jika kita sudah mengetahui
apa yang kita inginkan, apakah keinginan itu disukai Allah?? Sudahkah terbebas
dari keinginan penilaian mahluk?? Dan apapun hasilnya nanti yang terjadi, cocok
atau tidaknya keinginan yang kita harapkan dengan kenyataan. Itulah yang
menjadi pembelajaran kehidupan. Sekuat apapun kita mengetahui keinginan dari
diri, mencoba sekuat tenaga mewujudkannya, tapi ada yang lebih berkuasa untuk
menetapkan segala sesuatu. Dan saya yakini apapun yang jadi keputusanNya itulah
yang terbaik dari pada keputusan yang saya inginkan. Saya belajar menerima
semua keputusanNya, karena jika saya tidak mau menerima, atau tetap bersikeukeuh
dengan keinginan yang ingin saya ambil, toh tanpa izinNya tanpa kehendakNya
tidak akan terjadi. Mau ikhlas atau tidak ikhlas dengan segala ketetapanNya
tetap saja ketetapanNya yang akan terjadi, jadi tak ada pilihan lain bagi saya
untuk terus belajar ikhlas, belajar memutuskan harapan dari mahluk.
***
So,
kehidupan ini kita lah yang menjalankanya, setiap detik kita dihadapkan dengan
berbagai keputusan yang harus kita ambil, janganlah mengambil keputusan hanya
karena ekspektasi orang terhadap diri kita, kita harus mengetahui apa yang
sebenarnya kita inginkan dalam keputusan itu. Dan yang paling terpenting jika
keputusan atas keiniginan sudah kita tentukan, ada yang maha menetapkan yang
lebih sempurna pengetahuannya dibanding diri kita sendiri. ikhlaslah....
tutuplah halaman itu.
“Hidup bukanlah piihan, tapi hidup
adalah keputusan.” -
Yulianti Az-zukhruf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar