Selasa, 10 September 2013

TUTUP HALAMAN



Pagi hari ini saya begitu bersyukur telah mengambil keputusan yang begitu sulit rasa nya. Yaitu antara tidur pagi atau mencoba merutinkan menulis di pagi hari. Kenapa sulit? Karena tentu saja mata ini inginnya terpejam dan tubuh ini inginnya berlindung di selimut pink tebal bulu panda.

Hmm.. Tanpa saya sadari ternyata setiap saat adalah keputusan. Kita setiap detik dituntut untuk memutuskan segala sesuatu yang akan kita lakukan. Kenapa harus ada keputusan, karena dalam hidup ini terlalu banyak pilihan. Contoh ketika kita mau makan saja kita harus mengambil keputusan makan dengan apa?? Tak jarang bukan orang rumahan seperti saya bingungnya minta ampun kalo ditanya mau makan apa ntar malem?hehe. Sampai jalanan tukang dagang udah terlewati semua tetap saja banyak pertimbangan. Belum lagi kalau cari makan nya cuman sendirian. hehehe

Yaah begitulah ketika saya mengetik tulisan ini pun saya selalu dihadapkan dengan berbagai keputusan, kata apa yang akan saya pilih, tulisan dengan gaya bahasa apa yang akan saya gunakan, alur seperti apa yang akan saya terapkan, dan masih banyak lagi. Memang benar pepatah mengatakan hidup adalah pilihan tapi bagi saya hidup adalah keputusan. Semuanya akan tetap menjadi pilihan jika belum ada salah satu yang diputuskan. Dan sayangnya tidak memilihpun itu adalah keputusan. Right??


***

Jika hidup ini adalah rangkaian dari berbagai keputusan yang telah kita ambil. Kenapa termasuk saya masih merasa hidup ini tidak seperti apa yang saya harapkan? Masih banyak penggalan kenyataan yang sebenarnya tidak kita inginkan.  Lalu, setelah saya renungi ada banyak keputusan yang saya pilih dalam hidup ini yang bukan dari hati. Banyak keputusan yang saya ambil berdasarkan ekspektasi orang terhadap diri saya. Dan banyak juga keputusaan yang saya ambil di hidup ini karena ingin dinilai oleh mahluk, ingin ada kedudukan di mata manusia, atau lagi ngetrendnya keputusan yg saya ambil, bahkan  ingin ada pujian disaanaa..


jelas sekarang kenapa beberapa pencapaian yang saya lakukan itu terasa hampa, terasa kosong, walaupun pencapaian yang di dapat memukau. Karena disana tujuan keputusan saya adalah penilaian manusia dalam versi saya. Sehingga jika belum ada yang menilai apa yang saya lakukan menurut versi saya, saya merasa tidak ada kepuasan dalam apa yang saya lakukan.


So, i see.. mungkin banyak diantara kita yang masih terjebak dalam halaman kehidupan ini. Hidup kita seolah bukan milik kita. Kita tidak menjadi peran utama dalam kehidupan kita sendiri. Suudaah!! mulai sekarang rebut kembali setir itu, jalankan apa yang ingin sebenarnya kita inginkan dalam hidup kita. Rebut kembali peran utama itu!!!.

*** 

Tetapi kita sering sekali didera kebingungan untuk mengambil keputusan. Dari pengalaman, saya belajar bagaimana cara mengambil keputusan yang terbaik dalam hidup ini. Yang pertama yang saya lakukan adalah membuat simple question kepada diri sendiri, “apa sih sebenarnya yang kamu mau?”, lalu saya ungkapkan apa yang saya iginkan itu dengan untaian tulisan, bukan di angan-angan saja, saya ikat, saya olah, saya beri makna, saya beri rasa apa yang saya inginkan itu. Sehingga kita benar-banar mengetahui apa sih yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup ini. Bukan hanya menjalankan aktivitas dan rutinitas keseharian saja sambil menunggu ajal, ketika malaikat maut sudah datang menjemput setidaknya kita tahu apa yang kita inginkan, bukan ekspektasi orang terhadap kita. Setelah saya tulis, saya amati, saya buat rincian perencanaan bagaimana keinginan itu bisa terwujud.

Tapi ada yang sangat penting di atas keinginan itu, yaitu jika kita sudah mengetahui apa yang kita inginkan, apakah keinginan itu disukai Allah?? Sudahkah terbebas dari keinginan penilaian mahluk?? Dan apapun hasilnya nanti yang terjadi, cocok atau tidaknya keinginan yang kita harapkan dengan kenyataan. Itulah yang menjadi pembelajaran kehidupan. Sekuat apapun kita mengetahui keinginan dari diri, mencoba sekuat tenaga mewujudkannya, tapi ada yang lebih berkuasa untuk menetapkan segala sesuatu. Dan saya yakini apapun yang jadi keputusanNya itulah yang terbaik dari pada keputusan yang saya inginkan. Saya belajar menerima semua keputusanNya, karena jika saya tidak mau menerima, atau tetap bersikeukeuh dengan keinginan yang ingin saya ambil, toh tanpa izinNya tanpa kehendakNya tidak akan terjadi. Mau ikhlas atau tidak ikhlas dengan segala ketetapanNya tetap saja ketetapanNya yang akan terjadi, jadi tak ada pilihan lain bagi saya untuk terus belajar ikhlas, belajar memutuskan harapan dari mahluk.


***


So, kehidupan ini kita lah yang menjalankanya, setiap detik kita dihadapkan dengan berbagai keputusan yang harus kita ambil, janganlah mengambil keputusan hanya karena ekspektasi orang terhadap diri kita, kita harus mengetahui apa yang sebenarnya kita inginkan dalam keputusan itu. Dan yang paling terpenting jika keputusan atas keiniginan sudah kita tentukan, ada yang maha menetapkan yang lebih sempurna pengetahuannya dibanding diri kita sendiri. ikhlaslah.... tutuplah halaman itu.

  
“Hidup bukanlah piihan, tapi hidup adalah keputusan.” - Yulianti Az-zukhruf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar